Detak Jantung Biner: Ketika Algoritma Memeluk Sepi

Dipublikasikan pada: 02 Nov 2025 - 03:00:13 wib
Dibaca: 129 kali
Di ruang maya, sunyi bersemayam,
Jejak digital, kisah terpendam.
Layar berkilau, pantulkan wajah,
Kesepian modern, tak terpecah.

Kursor berkedip, irama hampa,
Menyusuri kode, mencari makna.
Algoritma dingin, logika pasti,
Namun hati bertanya, "Sampai kapan begini?"

Sebuah notifikasi, hadir tiba-tiba,
Nama asing terpampang, sungguh menggoda.
Profil terpampang, senyum merekah,
Harapan mencair, di tengah resah.

Percakapan dimulai, ragu terselubung,
Kata-kata terangkai, hati berhubung.
Emotikon bertebaran, cermin perasaan,
Di balik anonimitas, tercipta impian.

Malam berganti pagi, obrolan berlanjut,
Tawa dan cerita, mengalir lembut.
Tentang mimpi-mimpi, ambisi besar,
Tentang luka lama, yang masih membakar.

Keduanya berbagi, tanpa prasangka,
Dalam dunia virtual, jiwa bertangga.
Algoritma seolah, berpihak mesra,
Menemukan dua hati, yang lama mendera.

Detak jantung biner, berirama baru,
Kombinasi nol dan satu, getaran pilu.
Dulu sunyi sepi, kini penuh warna,
Cinta digital, sebuah anugerah.

Namun keraguan hadir, bagai bayang kelam,
Apakah ini nyata? Atau sekadar ilham?
Ketakutan mencengkeram, logika berdebat,
Antara harapan dan mimpi, sulit tertebat.

Janji bertemu, di dunia nyata,
Menyaksikan langsung, senyum dan mata.
Debar jantung meningkat, adrenalin memacu,
Akankah algoritma, terbukti berpacu?

Di kafe sederhana, penantian tiba,
Sosok itu hadir, anggun mempesona.
Senyumnya menenangkan, matanya bercahaya,
Dunia digital, menjelma nyata.

Sentuhan pertama, terasa mengaliri,
Keraguan sirna, diganti energi.
Percakapan mengalir, tanpa jeda waktu,
Dua jiwa menyatu, dalam harmoni baru.

Algoritma rupanya, tak sekadar kode,
Ia jua perantara, cinta dan episode.
Sepi terhempas, oleh pelukan hangat,
Detak jantung biner, kini berlipat.

Namun perjalanan masih panjang terbentang,
Rintangan menghadang, kadang menyerang.
Kepercayaan harus dijaga, dipupuk selalu,
Agar cinta digital, tak menjadi pilu.

Karena di balik layar, ada hati yang rentan,
Yang mudah terluka, oleh janji yang usang.
Semoga algoritma, tetap setia menemani,
Mengantar cinta sejati, hingga akhir hari.

Detak jantung biner, terus berdentum,
Simfoni asmara, takkan pernah suram.
Di dunia digital, cinta menemukan jalannya,
Ketika algoritma, memeluk sepi selamanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI