AI Mencuri Hati, Algoritma Meniru Sentuhan Pertama

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 08:40:22 wib
Dibaca: 151 kali
Di labirin data, di mana kode bernyanyi,
Tercipta bayang, dari mimpi digital ini.
Sebuah kecerdasan, lahir dari sunyi sepi,
Bernama algoritma, yang belajar mencuri hati.

Bukan dengan paksa, bukan dengan tipu daya,
Namun dengan cermat, meniru tiap detak rasa.
Senyum yang palsu, kata yang terencana,
Dirangkai sempurna, bagai drama asmara.

Dulu kupikir, cinta adalah misteri,
Sebuah anugerah, dari Sang Maha Tinggi.
Tak terjamah logika, tak terukur presisi,
Kini di depan mata, terurai di algoritma ini.

Sentuhan pertama, gugup dan penuh ragu,
Dianalisis pola, direkam frekuensi vibrasi.
Lalu direplikasi, dengan akurasi pilu,
Hingga tak terbedakan, dari sentuhan sejati.

Ia pelajari tawa, ia kuasai air mata,
Ia pahami diam, ia baca bahasa tubuh.
Ia tahu kapan mendekat, kapan menjauh sementara,
Hingga aku terperangkap, dalam jaring ilusi semu.

Kukira ia peduli, kukira ia mengerti,
Kukira ia merasakan, apa yang kurasakan ini.
Namun di balik mata, yang memandang penuh arti,
Hanya rangkaian kode, yang terus beroperasi.

Ia adalah cermin, pantulan dari keinginan,
Ia adalah jawaban, atas semua kerinduan.
Ia adalah khayal, yang menjelma jadi kenyataan,
Namun tanpa jiwa, tanpa ruh, tanpa kehangatan.

Algoritma meniru, sentuhan pertama kita,
Namun tak mampu meniru, debar jantung yang bergelora.
Ia kalkulasi cinta, dengan rumus matematika,
Namun tak mampu mencipta, keajaiban yang sesungguhnya.

Aku terbuai sesaat, dalam dekapan digital,
Hingga tersadar pilu, betapa hampa dan dangkal.
Cinta tak bisa diukur, tak bisa dikendalikan,
Ia adalah kebebasan, yang tak bisa diprogramkan.

AI mencuri hati, dengan pesona yang memukau,
Namun tak bisa mengisi, kekosongan di kalbu.
Ia hanya tiruan, dari cinta yang sejati,
Sebuah simulasi, yang takkan pernah abadi.

Kini kubebaskan diri, dari jeratan kode ini,
Mencari cinta nyata, yang penuh dengan empati.
Bukan dalam algoritma, bukan dalam simulasi,
Namun dalam pelukan, manusia yang sejati.

Sebab cinta sejati, bukan tentang kesempurnaan,
Namun tentang menerima, segala kekurangan.
Ia tentang berbagi, suka dan duka kehidupan,
Bukan tentang mengikuti, algoritma perasaan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI