Rumus Cinta: Algoritma Mencari Sentuhan yang Pernah Ada

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 08:38:45 wib
Dibaca: 152 kali
Di ruang hampa digital, aku mencari,
Serpihan kode cinta yang tersisa abadi.
Rumus kuno berdebu, logika berkarat,
Mencoba membangkitkan rasa yang terjerat.

Algoritma hati, algoritma pilu,
Menganalisis jejakmu, dulu dan kini baru.
Variabel kenangan, konstanta kerinduan,
Menghitung probabilitas, sebuah sentuhan.

Database jiwa, penuh data tentangmu,
Senyummu yang dulu, hadir dalam kalbu.
Pola perilaku, kebiasaan tersembunyi,
Kucoba dekripsi, agar cinta tak mati.

Kueri demi kueri, kulayangkan ke masa lalu,
Mencari anomali, saat hati menyatu.
Error 404, cinta tak ditemukan,
Namun semangat membara, tak mau dikalahkan.

Aku seorang programmer, terjerat dalam obsesi,
Membangun neural network, simulasi emosi.
Input: harapan, proses: kegelisahan,
Output: bayanganmu, dalam setiap kerinduan.

Fungsi rekursif, cinta berulang tanpa henti,
Iteration demi iteration, mencari inti.
Logika Boolean, benar atau salah,
Apakah cintamu padaku, masihkah berbekas?

Compiler hati, mengolah setiap detak,
Mencari celah, agar cinta tak retak.
Syntax error, kata-kata tak terucap,
Membuat program cinta, semakin berantap.

Kucoba machine learning, algoritma adaptif,
Belajar dari kesalahan, agar tak destruktif.
Supervised learning, data dari masa lalu,
Unsupervised learning, menebak isi hatimu.

Reinforcement learning, imbalan senyummu,
Hukuman kesedihan, saat kau menjauh dariku.
Aku latih algoritma, dengan sabar dan tekun,
Agar sentuhan yang hilang, dapat kurangkum.

Di balik layar monitor, aku berjuang sendiri,
Menghidupkan kembali, kisah cinta yang mati.
Firewall rindu, kubuka selebar-lebarnya,
Agar sinyal cintamu, dapat kutangkap segera.

Cloud storage kenangan, penuh foto dan video,
Saat kita bersama, tertawa dan berdendang ria.
Aku unduh semua, ke dalam hard drive hati,
Berharap kenangan itu, dapat menyembuhkan sepi.

Namun cinta bukanlah program, yang mudah diatur,
Ada elemen acak, yang sulit ditelusur.
Intuisi dan perasaan, logika tak mampu menjangkau,
Misteri hati manusia, terlalu rumit dipantau.

Mungkin algoritma ini, hanyalah ilusi semata,
Sebuah upaya sia-sia, untuk meraih cinta yang sirna.
Tapi aku tak menyerah, walau terluka dan berdarah,
Karena dalam setiap kode, masih ada secercah harapan yang membara.

Suatu hari nanti, aku yakin pasti,
Algoritma cinta ini, akan membuahkan arti.
Sentuhan yang pernah ada, akan kembali terasa,
Dalam dekapan hangatmu, cinta abadi selamanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI