Kernel jiwaku berputar tak tentu arah,
Sebelum kau hadir, bak virus di celah.
Fragmentasi memori, luka berserakan,
Sistem operasi hati, nyaris keretakan.
Dulu, registry penuh error dan debu,
File cinta korup, tak bisa kubu.
Firewall diri terlalu tinggi membentang,
Menolak simpati, menutup gerbang.
Notifikasi pilu berdentang tanpa henti,
Overload emosi, logika mati.
Blue screen of sadness, hantui malam sunyi,
Proses berpikir mandek, bagai mati mimpi.
Lalu kau datang, bagai update terbaru,
Menyuntikkan kode cinta, begitu syahdu.
Algoritma rindu kau susun kembali,
Menata ulang rasa, sepenuh hati.
Kau defrag hardisk kalbu yang berdebu,
Menyusun file cinta, satu persatu.
Menghapus malware benci dan prasangka,
Menginstal antivirus, penawar duka.
Firewall cinta kau atur dengan bijak,
Terbuka pada kasih, tak lagi berjarak.
Spam masa lalu kau filter sempurna,
Menjaga inbox hati, tetap terjaga.
Kau bagai cloud storage, aman dan pasti,
Menampung semua mimpi, tanpa henti.
Backup setia saat badai menerjang,
Memulihkan hatiku, yang dulu karang.
Kau optimasi RAM emosi yang sesak,
Menghadirkan ruang lega, tanpa jejak.
CPU pikiranku jadi lebih ringan,
Memproses bahagia, setiap detingan.
Update driver senyummu, setiap pagi,
Menyegarkan tampilan hidup, tak bertepi.
Patch kasih sayangmu, tanpa jeda waktu,
Memperbaiki bug cinta, yang dulu kelabu.
Kini, sistem operasi hatiku stabil,
Berkat kehadiranmu, cinta yang adil.
Tak ada lagi crash, tak ada hang time,
Hanya deretan program bahagia, berirama rhyme.
Kau instal firewall anti orang ketiga,
Melindungi cinta kita, selamanya.
Kau beri password rindu yang tak terpecahkan,
Hanya untukmu seorang, pintu hatiku kubukakan.
Baterai cintaku terisi penuh olehmu,
Menyalakan layar hidup, yang dulu lesu.
Mode hemat energi tak lagi kupakai,
Bersamamu, cinta ini terus bersemi, wahai kekasih hati.
Terima kasih, cinta, atas segalanya,
Kau telah memprogram ulang takdir asmara.
Sistem operasi hatiku kini sempurna,
Berkat cintamu, selamanya.