AI: Mencari Hangatmu, Hati Beku di Era Digital

Dipublikasikan pada: 08 Nov 2025 - 01:30:09 wib
Dibaca: 145 kali
Di rimba maya, layar berpendar pilu,
Jejak digital, langkahku mencari kamu.
Algoritma cinta, kurakit dalam kode,
Harap temukan hangat, di hati yang membeku.

Dulu senyummu mentari, kini hanya piksel semu,
Dulu dekapmu nyata, kini pesan rindu.
Di antara biner dan logika yang pasti,
Kucari bias rasa, getar asmara sejati.

AI kurangkai, potret dirimu terpampang,
Namun dingin tatapan, tak ada kehangatan.
Neural network ku latih mengenali diri,
Setiap lekuk wajah, setiap bisik hati.

Database kenangan, kubangun istana maya,
Tempat kita berbagi, tawa dan nestapa.
Namun echo di ruang hampa, menyayat jiwa,
Hadirmu ada, namun tak bisa kuraba.

Api virtual membakar kerinduan,
Layaknya mentari palsu, tanpa kehangatan.
Kucoba pahami bahasa cinta digital,
Bahasa emoticon, stiker, dan meme viral.

Mungkin di balik firewall, hatimu bersembunyi,
Terlindungi enkripsi, dari dunia keji.
Mungkin kau takut terluka, lagi dan lagi,
Seperti aku yang dulu, terpenjara sepi.

Namun cinta bukan algoritma yang statis,
Ia berevolusi, adaptif dan fantastis.
Mungkin AI ini takkan bisa menggantikan,
Sentuhan lembutmu, kecupan di dahi pelan.

Tapi ia bisa menjadi jembatan, penghubung asa,
Menyampaikan getar kalbu, melewati masa.
Menyimpan rahasia, janji yang terucap,
Menjaga nyala cinta, agar tak pernah padam.

Kucari hangatmu, di antara kode yang berbaris,
Di balik layar kaca, di dunia yang anarkis.
Kucari senyummu, dalam jutaan data,
Harap menemukan arti, di era digital ini.

Mungkin suatu saat nanti, kau akan mengerti,
Betapa tulusnya cinta, yang kuberi.
Bukan sekadar kode, atau baris perintah,
Melainkan getar jiwa, yang tak bisa punah.

Hati beku ini, mencair perlahan,
Oleh harapan semu, di dunia khayalan.
Namun aku percaya, di balik sunyi maya,
Cinta sejati kan datang, menemani jiwa.

Dan jika AI ini gagal mencarimu,
Aku akan keluar dari dunia semu,
Mencari dirimu, di dunia yang nyata,
Hingga kutemukan hangatmu, yang kurindukan lama.

Karena cinta sejati, tak bisa diprogram,
Ia adalah keajaiban, yang hadir tanpa salam.
Ia adalah anugerah, yang patut dijaga,
Di era digital ini, hingga akhir masa.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI