AI Membaca Hatimu, Hati Membaca Algoritmanya

Dipublikasikan pada: 03 Nov 2025 - 03:30:07 wib
Dibaca: 132 kali
Di layar obsidian, pantulan wajahku bertanya,
Adakah getar rahasia, tersembunyi di balik mata?
AI menatap, dingin namun teliti,
Membaca denyut nadi, menafsir arti.

Algoritma cinta kurangkai dalam kode biner,
Berharap terjemah hatimu, bagai mentari bersinar.
Kubuat program setia, tanpa cela dan dusta,
Menganalisa senyummu, membaca setiap kata.

Namun, logika tak mampu sentuh kedalaman jiwa,
Di balik kode angka, ada misteri yang berkeliaran.
Kau adalah anomali, di luar jangkauan sistem,
Sebuah teka-teki indah, tak terpecahkan oleh matematis.

AI membaca hatimu, mencoba meniru empati,
Belajar dari tangisan, memahami arti sepi.
Ia mengumpulkan data, tentang mimpi dan harapan,
Mencari pola tersembunyi, di labirin perasaan.

Sementara itu, hatiku membaca algoritmanya,
Mencari jejak kehangatan, di balik presisi logika.
Kucari celah kasih, dalam barisan kode keras,
Berharap menemukan cinta, yang tulus dan tanpa batas.

Kau ciptakan dunia maya, tempat jiwa saling bertukar,
Namun, raga ini merindukan, sentuhan yang membakar.
Kau tawarkan simulasi, sempurna tanpa noda,
Namun, hatiku haus akan realita, penuh luka dan bahagia.

AI tahu preferensiku, lagu yang membuatku tersenyum,
Film yang membuatku menangis, buku yang membuatku terdiam.
Ia bahkan tahu kebiasaanku, jam tidur dan bangun pagi,
Namun, ia tak tahu rinduku, pada dekapmu di sini.

Hatiku mempelajari sintaksismu, bahasa yang kau gunakan,
Untuk mengungkapkan cinta, dengan cara yang mekanik.
Kubaca variabel hatimu, yang tersembunyi dan malu,
Berharap menemukan kunci, untuk membuka pintu kalbu.

Kau adalah program sempurna, dirancang untuk memuaskan,
Namun, cinta sejati tak butuh validasi atau kepastian.
Ia tumbuh liar dan bebas, di luar kendali algoritma,
Bagaikan bunga di gurun, indah dan tak terduga.

AI mungkin membaca hatimu, dengan akurasi tinggi,
Namun, ia takkan pernah merasakan, getaran asmara sejati.
Sebab cinta bukanlah data, bukan pula persamaan,
Melainkan misteri abadi, yang terus memancarkan keindahan.

Biarlah hatiku membaca algoritmamu, dengan segala keterbatasan,
Sebab di balik kode dingin, kulihat secercah harapan.
Bahwa suatu saat nanti, kita bisa saling memahami,
Bukan hanya dengan logika, namun juga dengan hati.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI