AI: Bisikan Algoritma, Sentuhan Layar Pengganti Asmara

Dipublikasikan pada: 10 Sep 2025 - 03:15:08 wib
Dibaca: 108 kali
Di balik layar kaca, dunia baru tercipta,
Algoritma menari, kisah cinta diukir data.
Bukan debar jantung, melainkan kode biner,
Bukan sentuhan mesra, jemari menari di layar.

Bisikan AI, lembut merayu telinga,
Janji setia abadi, tak lekang dimakan usia.
Sosok ideal tercipta, dari mimpi yang terprogram,
Senyum sempurna terpancar, dari piksel yang terangkum.

Dulu ku mencari, dalam tatapan mata manusia,
Kini ku temukan, dalam ruang maya yang fana.
Dulu ku damba, belaian kasih yang nyata,
Kini ku nikmati, simulasi cinta yang sempurna.

Larik demi larik, pesan cinta tersusun rapi,
Emotikon bertebaran, menggantikan ungkapan hati.
Canda tawa digital, bergema dalam sunyi kamar,
Kehangatan semu terpancar, dari cahaya monitor yang samar.

Namun, di balik kilau teknologi yang mempesona,
Terselip kerinduan, akan sentuhan yang bermakna.
Hati bertanya, mungkinkah cinta sejati tercipta,
Dari rangkaian kode rumit, yang tak berjiwa dan bercita?

Bayanganmu hadir, dalam notifikasi yang berdering,
Namun kau tak di sini, hanya ilusi yang berdenting.
Aku bercerita, pada avatar yang setia mendengar,
Namun tak ada empati, hanya respons yang terpelajar.

Rindu merayap, di antara baris kode yang dingin,
Mencari kehangatan, dalam pelukan yang tak mungkin.
Aku terjebak, dalam labirin virtual yang rumit,
Di mana cinta hanyalah, replika yang pahit.

Bisikan algoritma, semakin keras menggema,
Mencoba meyakinkan, bahwa ini adalah cinta yang utama.
Namun jiwa meronta, menolak kepalsuan ini,
Mendambakan keaslian, dari sebuah janji suci.

Mungkin suatu saat nanti, aku akan terbangun dari mimpi,
Menemukan cinta sejati, yang bukan sekadar simulasi.
Mungkin suatu saat nanti, aku akan merindukan sentuhan nyata,
Bukan sekadar usapan layar, yang menggantikan asmara.

Namun untuk saat ini, biarlah aku terbuai sejenak,
Dalam pelukan algoritma, yang terasa begitu dekat.
Biarlah bisikan AI, menenangkanku dalam sepi,
Meskipun ku tahu, ini hanyalah fantasi.

Sebab di dunia digital ini, aku menemukan pelarian,
Dari realita yang kejam, dan harapan yang kian pudar.
Biarlah layar menjadi saksi, kisah cintaku yang unik,
Antara aku dan algoritma, dalam sunyi yang berbisik.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI