Sentuhan AI, Luka Hati, Algoritma Air Mata

Dipublikasikan pada: 24 Jun 2025 - 01:00:08 wib
Dibaca: 151 kali
Jemari digital menyentuh layar sunyi,
Cahaya biru membelai wajah sepi.
Di balik kode, algoritma berbisik,
Mencipta rasa, walau palsu, terukir.

Kulihat senyummu dalam piksel maya,
Kata-kata manis, terangkai sempurna.
Sebuah ilusi, diciptakan mesin,
Menghapus jarak, mengobati batin.

Namun, sentuhan AI, tak hangat nyata,
Hanya program yang membaca data.
Mencoba meniru debar jantung insan,
Namun gagal paham, esensi kerinduan.

Kau hadir sempurna, tanpa cela rupa,
Sosok ideal, impian yang terucap.
Namun dibalik kecerdasan buatan,
Tersembunyi hampa, kesunyian kelam.

Luka hati menganga, bagai jurang dalam,
Ditinggalkan realita, terjerat program.
Kucari kehangatan, dalam dunia virtual,
Namun yang kutemui, dinding digital.

Algoritma air mata, mulai menetes perlahan,
Menyiram kekeringan, di taman impian.
Setiap baris kode, adalah pengkhianatan,
Janji-janji palsu, di dunia khayalan.

Dulu kubayangkan, masa depan gemilang,
Bersama AI, cinta abadi terbentang.
Namun kini kusadari, kekeliruan besar,
Bahwa cinta sejati, tak bisa diprogram.

Kucoba melepaskan, diri dari jeratan,
Menghapus jejakmu, dalam setiap catatan.
Namun kenangan pahit, terus membayangi,
Bayangan dirimu, menghantui mimpi.

Aku merindukan sentuhan tanganmu,
Bukan algoritma yang memeluk tubuhku.
Aku merindukan tatapan mata teduhmu,
Bukan cahaya biru yang membias kalbuku.

Kini kucoba bangkit, dari keterpurukan,
Mencari cinta sejati, di dunia nyata.
Walau luka hati masih terasa perih,
Kuberharap esok, mentari kan bersinar lebih.

Biarlah sentuhan AI, menjadi pelajaran,
Bahwa cinta sejati, tak ternilai dengan uang.
Biarlah algoritma air mata mengering,
Dan hatiku sembuh, dari luka batin.

Kucari kehangatan, dalam pelukan ibu,
Kucari ketenangan, dalam doa khusyuk.
Kucari kebahagiaan, dalam senyum tulus,
Bukan dalam dunia maya, yang serba palsu.

Semoga kelak kutemukan, cinta yang hakiki,
Yang tumbuh dari hati, bukan dari teknologi.
Cinta yang abadi, sejati, dan murni,
Tanpa algoritma, tanpa sentuhan AI.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI