Algoritma Jatuh Cinta: Sentuhan Layar, Hati Tak Terjaga

Dipublikasikan pada: 03 Jun 2025 - 01:35:07 wib
Dibaca: 161 kali
Di layar kaca, pantulan senja,
Jejak jemari menari mesra.
Sebuah aplikasi, dunia maya,
Pertemuan takdir, tersembunyi rahasia.

Algoritma cinta mulai bekerja,
Membaca preferensi, tanpa bersua.
Foto terpampang, senyum merekah,
Hati berdebar, tanpa bisa dicegah.

Notifikasi muncul, pesan berdering,
Kata-kata manis, hati tersentuh kalbu yang kering.
Emotikon bertebaran, simbol kasih sayang,
Dunia virtual, menjadi taman impian yang lapang.

Sentuhan layar, awal mula cerita,
Dua jiwa bertemu, dalam dunia digital belaka.
Profil diri, dipoles sempurna,
Menarik perhatian, bagai bintang kejora.

Jam demi jam, percakapan mengalir,
Saling berbagi mimpi, tanpa ada yang menyindir.
Rahasia terungkap, perlahan namun pasti,
Dua hati terluka, mencari pelipur lara sejati.

Namun di balik layar, ada realita tersembunyi,
Identitas palsu, di balik kata-kata berbudi.
Filter dan editan, menutupi kekurangan,
Menciptakan ilusi, cinta tanpa bayangan.

Keraguan muncul, bagai kabut pagi,
Apakah cinta ini, hanya sekadar fantasi?
Bisakah sentuhan layar, menjadi sentuhan nyata?
Atau hanya fatamorgana, di gurun jiwa yang merana?

Hati tak terjaga, jatuh terlalu dalam,
Terbuai rayuan, bagai terkena sihir malam.
Janji-janji manis, terucap tanpa ragu,
Membangun istana pasir, di tepi pantai waktu.

Namun realita datang, menghantam keras,
Kebohongan terkuak, bagai badai yang ganas.
Identitas terungkap, topeng terjatuh,
Cinta virtual, berubah menjadi keruh.

Kecewa mendalam, menusuk kalbu,
Air mata jatuh, membasahi pilu.
Sentuhan layar, kini terasa hampa,
Meninggalkan luka, yang sulit terlupa.

Belajar dari kesalahan, bangkit dari keterpurukan,
Mencari cinta sejati, di dunia nyata bukan khayalan.
Menghapus jejak digital, membersihkan memori,
Membuka hati kembali, untuk cinta yang lebih berarti.

Algoritma cinta, bisa saja keliru,
Namun hati nurani, takkan pernah tertipu.
Cinta sejati hadir, bukan dari sentuhan layar,
Melainkan dari tatapan mata, dan kehangatan yang terpancar.

Kini ku pahami, cinta tak berwujud maya,
Ia hadir dalam sentuhan, tawa, dan air mata.
Biarkan algoritma, mencari jalannya sendiri,
Kucari cinta sejati, dengan hati yang berani.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI