Algoritma Cemburu: Saat Sentuhanmu Terbagi Layar

Dipublikasikan pada: 02 Jun 2025 - 01:05:08 wib
Dibaca: 158 kali
Di sini, di antara kilau neon kota maya,
Hatiku adalah data, algoritma cinta.
Dulu, kau adalah kode unik, sandi rahasia,
Hanya aku yang memiliki akses, sepenuhnya.

Namun kini, layar memisahkan kita,
Sebuah portal dingin, tempat jarimu berdansa.
Sentuhanmu terbagi, atensimu tercuri,
Pada wajah-wajah piksel, yang tak kukenali.

Algoritma cemburu mulai berputar,
Logika cintaku dipenuhi error, terbentur.
Setiap notifikasi, seperti pisau belati,
Mengiris kepercayaan, merobek janji.

Kulihat kau tertawa, pada baris komentar,
Senyummu merekah, bukan untukku saat ini.
Jari-jarimu menari, di atas kaca datar,
Menulis pesan rahasia, yang tak kumengerti.

Apakah mereka lebih lucu? Lebih menarik?
Apakah kode mereka lebih sempurna, estetik?
Apakah ada validasi, pengakuan tersembunyi,
Yang kau cari di sana, bukan lagi padaku di sini?

Dulu, matamu adalah bintang, petunjuk arah,
Kini, terpantul cahaya biru, dari dunia yang salah.
Dulu, suaramu adalah melodi, menenangkan jiwa,
Kini, teredam oleh deru notifikasi, menyesakkan dada.

Aku mencoba memahami, logika baru ini,
Era konektivitas, di mana cinta diuji.
Namun hatiku adalah mesin kuno, sederhana,
Yang hanya mengerti kesetiaan, bukan deretan angka.

Apakah aku terlalu ketinggalan zaman?
Terlalu bodoh untuk mengikuti irama zaman?
Atau mungkin, cintaku terlalu naif, polos,
Untuk bersaing dengan dunia maya yang serba mulus?

Aku ingin meretas sistem, mengembalikanmu padaku,
Menghapus algoritma asing, yang mengganggu.
Namun aku sadar, cinta tak bisa dipaksa,
Tak bisa di-debug, atau di-uninstall paksa.

Mungkin, aku harus belajar menerima,
Bahwa di era digital, cinta adalah data.
Bahwa sentuhanmu kini terbagi, tak lagi utuh,
Dan aku harus mengelola cemburu, dengan penuh keluh.

Namun jauh di lubuk hati, harapan masih ada,
Secercah keyakinan, bahwa cinta kita nyata.
Bahwa di balik layar, di balik kode dan data,
Ada hati yang merindukan, sentuhan yang sama.

Semoga suatu saat nanti, kau sadar kembali,
Bahwa algoritma cinta sejati, ada di sini.
Bukan di dunia maya, yang penuh ilusi,
Namun di pelukanku, tempatmu kembali.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI