Algoritma Ciuman: Sentuhan Digital Menggantikan Bibirmu

Dipublikasikan pada: 30 May 2025 - 04:45:07 wib
Dibaca: 155 kali
Layar berpendar, senja digital menjelma,
Wajahmu hadir, walau jarak membentang samudra.
Jemari menari, di atas kaca yang dingin,
Mencari hangatmu, dalam algoritma yang asing.

Dulu bibirmu, pelabuhan segala rindu,
Kini tergantikan, oleh kode yang membisu.
Sentuhan virtual, mencoba menggugah rasa,
Namun hampa terasa, walau ribuan data terasa.

Algoritma ciuman, begitu mereka sebut,
Sebuah inovasi, untuk cinta yang terangkut.
Lewat gelombang, dan jaringan tanpa batas,
Asmara didistribusikan, bagai virus yang terhebas.

Aku ingat jelas, hangat napasmu di pipi,
Bisikan lembutmu, di telinga sepi ini.
Sentuhan kulitmu, aroma tubuhmu yang khas,
Hilang ditelan, oleh dunia maya yang bidas.

Emoji bertebaran, menggantikan air mata,
GIF animasi, menutupi luka yang menganga.
Stiker bergambar, ungkapan hati yang beku,
Cinta dikompresi, dalam ukuran yang terpadu.

Aku rindu pelukmu, yang nyata dan terasa,
Bukan sekadar avatar, yang muncul di angkasa.
Rindu genggamanmu, yang menenangkan jiwa,
Bukan notifikasi, yang hanya memicu curiga.

Dulu kutulis surat, dengan tinta dan pena,
Kini kuukir kata, di kolom komentar maya.
Dulu kucipta lagu, dengan gitar dan nada,
Kini kubagikan playlist, yang penuh dengan sandiwara.

Apakah cinta sejati, bisa dialihkan data?
Apakah kerinduan, cukup diwakili metadata?
Aku bertanya pada diri, dalam sunyi yang pekat,
Saat algoritma ciuman, mencoba hatiku merekat.

Mungkin ini zaman baru, era koneksi tanpa henti,
Namun jiwaku merindukan, keaslian sejati.
Sentuhan manusiawi, tatapan mata yang dalam,
Bukan filter kecantikan, yang membuat wajahku kelam.

Aku ingin mematikan layar, memutuskan jaringan,
Mencari dirimu, di dunia nyata yang berkesan.
Meninggalkan algoritma, yang penuh dengan kepalsuan,
Untuk menemukan ciuman, yang penuh dengan ketulusan.

Karena cinta bukanlah kode, atau deretan angka,
Melainkan perasaan murni, yang tak bisa terbingkai.
Cinta adalah kehadiran, dalam setiap detak waktu,
Bukan sekadar notifikasi, dari akun palsu.

Biarlah bibirku merindukan, bibirmu yang hangat,
Biarlah hatiku mencari, cintamu yang bersemangat.
Aku menolak algoritma, aku menolak kepura-puraan,
Aku memilih dirimu, dalam segala kekurangan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI