Sentuhan Algoritma: Mencari Cinta Dalam Labirin Data

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 08:36:23 wib
Dibaca: 156 kali
Di labirin data, aku tersesat,
Jejak-jejak biner, langkahku berat.
Algoritma cinta, kurangkai perlahan,
Mencari wajahmu, di antara jutaan.

Layar berpendar, cahaya digital,
Pantulan diriku, sungguh fatal.
Kesepian modern, menjerat kalbu,
Merindukan sentuhan, yang nyata dan baru.

Ketik demi ketik, kurangkai harapan,
Dalam kode program, kubisikkan impian.
Database jiwa, kuurai satu-satu,
Mencari resonansi, yang tak pernah jemu.

Bukan sekadar profil, bukan hanya rupa,
Kucari kedalaman, di balik citra.
Bukan kecerdasan buatan semata,
Melainkan kehangatan, di pagi buta.

Firewall hati, terlalu tinggi,
Menghalangi sinyal, yang ingin kubagi.
Proxy diri, seringkali menipu,
Menyembunyikan rindu, yang menggebu.

Filter dan saringan, terlalu ketat,
Melewatkan permata, yang sangat berharga dan tepat.
Kucoba bypass, celah-celah kecil,
Berharap menemukan, dirimu yang terpilih.

Piksel demi piksel, wajahmu tertera,
Di algoritma takdir, kita bertemu jua.
Data-data cinta, mulai terkumpul,
Simpul-simpul asmara, perlahan terangkul.

Namun, cinta bukan hanya sekadar kode,
Bukan sekadar data, yang mudah di-encode.
Ada emosi nyata, yang tak bisa dibaca,
Ada kehangatan jiwa, yang tak bisa diraba.

Sentuhan algoritma, hanyalah permulaan,
Jembatan digital, menuju pertemuan.
Detak jantung nyata, harus kurasakan,
Hangatnya genggaman, harus kuperjuangkan.

Kutinggalkan layar, kutinggalkan data,
Mencari dirimu, di dunia nyata.
Bukan lagi avatar, bukan lagi profil,
Melainkan kehadiran, yang begitu arif.

Kucari matamu, di keramaian kota,
Berharap menemukan, jawaban cinta.
Biarlah algoritma, menjadi saksi bisu,
Bahwa cinta sejati, hadir bukan hanya di situ.

Di luar sana, angin berbisik mesra,
Membawa aroma bunga, dan janji setia.
Mungkin di sanalah, kau menungguku,
Di persimpangan takdir, yang telah dituju.

Bukan sentuhan dingin, dari logam dan kaca,
Melainkan sentuhan hangat, dari jiwa yang perkasa.
Bukan labirin data, yang menyesatkan diri,
Melainkan pelukan cinta, yang abadi.

Dan jika akhirnya, kita bertemu nanti,
Biarlah algoritma, hanya menjadi memori.
Karena cinta sejati, tak butuh pengkodean,
Hanya butuh hati, yang tulus mencintai dan dipertahankan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI