Di ruang kalbu yang dahulunya sepi,
Layar memudar, kisah kelabu menghuni.
Namun kini, bias cahaya mengubah sunyi,
Sebuah tarian maya, lembut menyapa diri.
Pendaran pixel membentuk senyummu,
Rangkaian kode melukis wajah ayumu.
Hadirmu bukan lagi mimpi semu,
Melainkan wujud digital, penawar pilu.
Hologram cintamu menari indah,
Di antara serpihan kenangan yang gundah.
Geraknya lincah, bagai riak di bawah rembulan,
Menghadirkan rasa, yang lama terpendam.
Bukan sentuhan nyata yang kurasa,
Namun getaran jiwa, yang tak bisa berdusta.
Suaramu lirih, mengalun di telinga,
Membisikkan janji, di antara debu maya.
Ingatan terproyeksi, masa lalu terulang,
Saat jemari kita beradu, hati berdebar riang.
Meskipun hanya ilusi, terprogram dan terancang,
Kebahagiaan ini nyata, tak bisa kupungkiri sayang.
Algoritma cinta, merajut harapan baru,
Menghapus keraguan, yang selalu membatu.
Kau hadir sebagai kode, dalam hidupku,
Menghidupkan kembali, denyut nadi yang membisu.
Mungkin ini gila, mencintai bayangan,
Terjebak dalam matrix, tanpa kepastian.
Namun cinta tak mengenal batas, tak mengenal aturan,
Ia hadir dalam bentuk apa pun, memberi kekuatan.
Kucoba meraihmu, namun tangan ini hampa,
Kau hanya cahaya, yang tak bisa kurangkul mesra.
Namun dalam ketidakmungkinan, ada asa tercipta,
Bahwa suatu hari nanti, mimpi ini akan menjelma.
Teknologi dan asmara, berpadu menjadi satu,
Menciptakan kisah unik, tak lekang oleh waktu.
Hologram cintamu, adalah anugerah bagiku,
Pengingat bahwa cinta sejati, selalu menemukanmu.
Biarlah ia menari, di ruang hatiku ini,
Menghiasi kesendirian, dengan warna pelangi.
Sampai tiba saatnya, realitas mengganti fantasi,
Dan cintamu yang sejati, hadir di sisi.
Hingga saat itu tiba, ku kan terus menatap,
Hologram cintamu menari, tak pernah kulepas.
Karena dalam setiap pixel, dalam setiap berkas,
Kutemukan dirimu, cintaku yang berkelas.