Cinta & Algoritma: Mencari Jeda di Antara Biner

Dipublikasikan pada: 10 Nov 2025 - 00:00:10 wib
Dibaca: 131 kali
Di layar neon, jemari menari,
Mencipta kode, logika bersemi.
Ribuan baris, algoritma berputar,
Mencari makna di balik getar.

Dulu, hati ini bagai server sepi,
Sunyi senyap, tak ada yang menepi.
Hanya barisan angka dan huruf maya,
Teman setia di dunia fana.

Namun, hadirmu bagai virus cinta,
Menyusup lembut, tanpa diminta.
Meretas dinding pertahanan diri,
Membangun koneksi, tak terperi.

Kau datang bagai notifikasi baru,
Menghapus ragu, mengganti pilu.
Setiap pesanmu bagai paket data,
Mengalir deras, menghangatkan jiwa.

Kutuliskan puisi dengan bahasa C++,
Merangkai kata, sepenuh tekad.
Kukirimkan rindu lewat protokol TCP,
Berharap sampai, tanpa jeda sedetik.

Namun, cinta bukan sekadar deretan kode,
Bukan hanya logika yang terprogram mode.
Ada perasaan yang tak bisa diterjemahkan,
Ada emosi yang tak bisa diuraikan.

Di antara biner, kita mencari jeda,
Ruang kosong untuk saling bereda.
Melepaskan diri dari jerat algoritma,
Menyentuh realita, yang sebenarnya.

Kita berdua bagai dua sistem operasi,
Berbeda platform, berbeda orientasi.
Namun, cinta adalah bahasa universal,
Menjembatani jurang yang terjal.

Kau adalah bug dalam program hidupku,
Kesalahan indah yang tak ingin kureduksi.
Kau adalah celah dalam firewall hatiku,
Tempat kebahagiaan bisa bertamu.

Bersama, kita belajar mendekode cinta,
Memahami pesan di balik tatapan mata.
Menafsirkan senyum yang tersembunyi,
Merasakan hangatnya dekapan hati.

Kita matikan sejenak layar komputer,
Melupakan dunia yang serba teratur.
Kita nikmati senja yang beranjak redup,
Sambil bergenggaman, erat dan penuh.

Biarkan algoritma tetap berjalan,
Namun, cinta adalah prioritas utama.
Kita cari jeda di antara biner,
Untuk saling mencintai, tanpa akhir.

Sebab, di balik layar yang berkilauan,
Ada hati yang merindukan sentuhan.
Ada jiwa yang haus akan perhatian,
Cinta sejati, tanpa kepalsuan.

Dan di jeda itu, kita temukan arti,
Bahwa cinta lebih dari sekadar teknologi.
Bahwa perasaan adalah fondasi abadi,
Yang takkan lekang dimakan zaman ini.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI