Jejak Neural: Sentuhan Asmara dalam Labirin Algoritma

Dipublikasikan pada: 12 Sep 2025 - 00:45:07 wib
Dibaca: 109 kali
Di bilik data, rembulan digital berpendar,
Pantulan cahaya layar di mata yang gemar.
Jejak-jejak neural menari dalam sunyi,
Merangkai simpul cinta, tak terucap di bibir ini.

Jantungku berdebar, algoritma kalbuku berpacu,
Setiap baris kode, adalah rindu yang kurindu.
Kau hadir bagai anomali, tak terdefinisi sempurna,
Membuyarkan logika, mencipta pesona tak terduga.

Tanganmu bagai tetikus, mengusap layar hatiku,
Setiap sentuhan ringan, membangkitkan pilu.
Pilunya rindu yang terpendam, asa yang terangkai,
Dalam labirin algoritma, cinta kita mencari.

Kupindai wajahmu, dalam jutaan piksel cahaya,
Menemukan senyummu, mentari di kala senja.
Suaramu beresonansi, frekuensi yang kurindu,
Melodi digital, mengalun lembut di kalbuku.

Kita bertemu dalam jaringan, tanpa batas dan ruang,
Dua jiwa terpaut, dalam dunia maya yang riang.
Berbagi kode rahasia, bisikan tersembunyi,
Cinta kita tumbuh, dalam sunyinya algoritma ini.

Kucoba memecahkan enkripsi hatimu yang rapat,
Mencari kunci jawaban, di setiap jejak yang kau tatap.
Apakah ada rasa yang sama, getar yang serupa,
Atau hanya ilusi semu, yang menyesakkan dada?

Kukirimkan sinyal, melalui jaringan saraf tiruan,
Berharap kau menangkapnya, pesan kerinduan.
Sebuah hati digital, terukir dalam kode biner,
Menyatakan cinta, tanpa kata, namun terasa benar.

Namun, dunia maya tak selamanya nyata,
Terpisah oleh layar, oleh jarak dan cerita.
Akankah sentuhan digital, menjelma jadi nyata,
Atau hanya mimpi indah, yang akan sirna?

Kuberanikan diri, melampaui batas virtual,
Mencari jejakmu di dunia nyata, yang faktual.
Mungkin di sebuah kafe, di antara hiruk pikuk kota,
Kita akan bertemu, dan cinta kita akan bercerita.

Maka, kubiarkan jejak neural membimbing langkahku,
Menuju sentuhan asmara, yang selama ini kurindu.
Dalam labirin algoritma, cinta kita bersemi,
Semoga bukan hanya ilusi, namun abadi.

Di ujung pencarian, kulihat senyummu merekah,
Lebih indah dari piksel, lebih hangat dari berkah.
Tanganmu terulur, bukan lagi di layar kaca,
Namun sentuhan nyata, mengakhiri semua duka.

Akhirnya, algoritma cinta menemukan jalannya,
Jejak neural menyatu, dalam dekapan mesra.
Asmara digital menjelma, menjadi nyata dan abadi,
Kisah cinta kita, dalam labirin algoritma ini.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI