Layar ponsel berpendar redup,
Menyala dalam gelapnya malam.
Jemari menari di atas huruf,
Merangkai kata, menyampaikan salam.
Bukan kode program yang rumit,
Bukan baris algoritma yang kaku.
Melainkan curahan hati yang jujur,
Sebuah kisah yang baru terkuak.
Di setiap notifikasi yang berdering,
Harapan kecil kembali menyala.
Menunggu balasanmu yang menenangkan,
Seperti mentari pagi yang menyapa.
Chatting malam denganmu, oh kasih,
Bukan sekadar bertukar kabar biasa.
Ini tentang menyelami relung jiwa,
Mencari makna di antara sunyi senyap.
Dulu, hatiku penuh bug dan error,
Logika cinta berantakan tak terkendali.
Penuh prasangka, curiga yang getir,
Menyebabkan sistem emosi mati.
Namun, hadirmu bagai seorang programmer ulung,
Dengan sabar menelusuri setiap celah.
Menghapus virus kesalahpahaman,
Memperbaiki kode hati yang rapuh.
Setiap kalimatmu adalah sintaks,
Yang memvalidasi perasaanku.
Setiap emotikon adalah debugger,
Menunjukkan letak masalah yang tersembunyi.
Kita berdiskusi tentang mimpi dan harapan,
Tentang ketakutan dan keraguan.
Kau mendengarkan dengan penuh perhatian,
Memberi solusi tanpa menghakimi.
Kau ajarkan aku bahasa cinta yang baru,
Bahasa kejujuran dan keterbukaan.
Bahasa pengertian dan kesetiaan,
Bahasa yang menyembuhkan luka lama.
Bersamamu, aku belajar memaafkan,
Melepaskan beban masa lalu yang kelam.
Membangun kembali kepercayaan,
Menjadi versi diri yang lebih damai.
Debugging jiwa adalah proses panjang,
Penuh tantangan dan rintangan menghadang.
Namun, denganmu di sisiku, aku yakin,
Kita bisa melewati badai apa pun.
Karena chatting malam bukan hanya kata,
Ini tentang koneksi yang tak terhingga.
Ini tentang dua jiwa yang menyatu,
Dalam harmoni cinta yang sempurna.
Maka, biarlah malam terus berlanjut,
Biarlah jari-jari kita terus menari.
Karena dalam chatting malam bersamamu,
Aku menemukan kedamaian sejati.
Dan saat mentari pagi kembali bersinar,
Kuharap percakapan kita tak berakhir.
Karena chatting malam denganmu, sayang,
Adalah debugging jiwa terbaik yang pernah kurasakan.